Nur dan kelahiran Nabi Muhammad
SAW
oleh : Ahmad Junaidi Al-Kregenaniy
12- April 2018
Dalam kitab Hawl
al-Ihtifal bi Dzikra al-Mawlid an-Nabawi
asy-Syarif
karya Sayyid Muhammad bin ‘Alwi bin ‘Abbas Al-Maliki, di sebutkan :”Bahwa
sebagaimana hadits diriwayatkan oleh seorang ahli ilmu seluas samudera,
bertutur dengan bahasa Al-Qur’an dan salah seorang Ulama’ terkenal yaitu
Sayidina Abdullah bin Sayidina Abbas r.a. dari Rasulullah SAW bahwa beliau
telah bersabda : Bahwasannya orang Qurasy (Nabi Muhammad SAW) adalah nur yang
ada di sisi Allah Azza Wajalla dijadikan 2000 tahun sebelum Allah menjadikan
Nabi Adam as, nur itu berucap tasbih kepada Allah dan dengan tasbihnya para
Malaikat ikut bertasbih .
Tatkala Allah menciptakan Adam, nur itu diletakkan
pada tanah asal kejadian Adam. Nabi Muhammad SAW bersabda :”lalu Allah
menurunkan aku ke bumi dalam punggung nabi Adam, dan Allah membawa aku dalam
kapal berada didalam tulang punggung Nabi Nuh, dan Allah menjadikan aku dalam
tulang punggung Al-Kholil Nabi Ibrahim ketika dilemparkan kedalam api (oleh
Raja Namrudz). Allah Azza wajalla tidak henti-hentinya memindahkan aku dari
sulbi-sulbi yang suci, kerahim yang bersih dan agung, sehingga Allah melahirkan
aku dari kedua orang tuaku yang keduanya tidak pernah berbuat zina sama sekali”.
Nabi SAW
dilahirkan ditengah keluarga Bani Hasyim berada di kota Makkah Al-Mukarramah
pada waktu fajar hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal atau bulan maulud permulaan
tahun dari peristiwa gajah (20 April 571 Masehi), yakni 40 tahun setelah
kekuasaan raja Kisra Anusyirwan, atau bertepatan dengan tanggal 20 atau 22
April 571 M,[1]
dan mejelang kelahiran beliau, Abrahah dan tentaranya dari kerajaan Nasrani
Abesinia-Yaman dengan gagah mengendarai Gajah datang menyerang Makkah dan
menghancurkan Ka’bah, tetapi mereka gagal dan tentara mereka dapat dihancurkan
oleh Allah dengan mengirim pasukan (burung) Ababil. Karena itulah kelahiran
beliau dinamakan tahun Gajah.
Dengan demikian, jarak antara
kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan Nabi Isa as, adalah 571 tahun, sedangkan jarak
antara Nabi Isa dan Nabi Musa sekitar 1716 atau 1900 tahun. Antara Nabi Musa
dan Nabi Ibrahim 545 tahun, dan antara Nabi Ibrahim dan Thufan sekitar 1080
tahun. Kemudian antara Thufan dan Nabi Adam bapak manusia ± 2242 tahun. Dengan demikian,
maka jarak antara kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan nabi Adam, menurut pendapat
yang akurat dan terkenal dikalangan para sejarawan adalah sekitar 6155 tahun.
Ketika Nabi SAW lahir telah
menjadi yatim, karena ayahnya meninggal dunia di Madinah (Yastrib) ± 7 bulan sebelum Nabi lahir dan
dimakamkan di sana pula.
Dan Abdullah meninggalkan 5
ekor unta, sebuah rumah dan budak perempuan bernama Ummu Aiman. Tatkala masih
bayi beliau disusui oleh Halimatus Sa’diyah suku Sa’ad (Orang Baduwi) sampai
berusia 6 ada yang mengatakan 5 tahun. Setelah itu di serahkan kembali kepada
ibunya.
Di posting Oleh : Ahmad Junaidi Al-Kregenaniy
[1] “Muhadlarat
Tarikh Al-Umam Al-Islamiyah, Al-Khudlari, hal .1/62 dan Rahmatun Lil
‘Alamin, I/38-39. Ada beberapa perbedaan tentang penentuan tanggal bulan
April, karena adanya perbedaan dalam kalender Masehi.
Diriwayatkan
oleh Ibnu Sa’ad, bahwa ibunda Nabi SAW berkata :”Setelah bayiku lahir
keluar, aku melihat ada cahaya yang keluar dari kemaluannku, menyinari istana-istana
di Syam”. Imam Ahmad juga meriwayatkan dari Al-Irbadh bin Sariyah, yang
isinya sama dengan riwayat tersebut.
Diriwayatkan
pula bahwa ada beberapa bukti pendukung kerasulan, bertepatan dengan saat
kelahiran beliau SAW, yaitu runtuhnya 14 balkon istana Kisra’, padamnya api
yang bisa disembah orang-orang Majusi, serta runtuhnya beberapa Gereja
disekitar Buhairah setelah gereja-gereja itu ambles ke tanah.
Peristiwa-peristiwa tersebut diriwayatkan oleh Al-Baihaqi. Lihat “Mukhtashar
Sirrur Rasuli”, Syeikh Abdullah An-Najdi, hal. 12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar