Rabu, 11 April 2018

Istilah, Gelar, Sejarah Al-Habib Nasab Rasulullah SAW


                 
                                                             TENTANG ISTILAH AL-HABIB


 Oleh : Ahmad Junaidi Al-Kregenaniy
12 April 2018

Untuk mengetahui istilah Al-Habib serta tentang kata panggilan Sayyidina, Habibina dan panggilan keturunan nabi Muhammad SAW dengan  Habib, Sayyid, Syarif maka perhatikan beberapa keterangan berikut ini.
Rasulullah SAW dengan gelar Al-Habib yang artinya yang ter-cinta, kekasih semua umat islam atau sebagai kekasih Allah SWT (Habibullah).
Predikat 'Habib' berarti 'orang yang dikasihi', dan jamaknya Haba’ib dari kata Habib, umumnya diberikan kepada keturunan Sayyid dari Hadhramaut, sebuah tempat di Yaman.[1]
Secara arti harfiah, habib menurut bahasa berasal dari kata Al-Mahbub yang berarti keturunan Rasulullah yang dicintai. Sedang gelar Sayid, syarif maka dijelaskan pada berikut ini.

Asal Usul Gelar Keturunan Nabi Muhammad SAW
Nama Habib pertama kali berasal di Yaman, kemudian Indo-nesia, Afrika, dan India.
Habaib adalah cucu keturunan Nabi Muhammad SAW dari anak putri Nabi Muhammad SAW yang bernama Sayyidatina Fatimah. Sebagaimana yang tertera didalam sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini :“Semua nasab itu dari laki-laki, kecuali nasabku dari Fatimah putriku”
Marga atau kabilah Habib hanya bisa diwariskan kepada keturunan laki-laki. Perbedaan antara gelar Habib atau Sayyid, dan Syarif. Umumnya, habib adalah gelar yang diberikan kepada orang-orang yang punya pertalian keluarga dengan nabi SAW dari jalur Husein, cucu kedua Nabi Muhammad.
Lalu dimana hasil dari pernikahan Sayyidatina Fatimah binti Nabi Muhammad SAW dengan Sayidina Ali r.a bin Abi Thalib, lahirlah 2 orang putra yang bernama Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein, dan dari keduanya memiliki keturunan sampai hari Kiamat. Keturunan Rasulullah dari Sayyidina Husein disebut Sayyid, dan dari Sayyidina Hasan disebut as-Syarif.
Di Indonesia para keturunan Rasullullah SAW banyak yang berasal dari Husein. Maka banyak yang disebut Sayyid. Sementara keturunan-keturunan Hasan kebanyakan menjadi raja atau Presiden seperti di Maroko, Jordania, dan kawasan Timur Tengah. Pertama kali Ulama’-ulama’ dari Yaman atau Hadramaut masuk ke Indonesia di beberapa daerah. Karena adanya akulturasi budaya, sebutan sayyid di Aceh berubah menjadi Said, di Sumatra Barat menjadi Sidi dan lain sebagainya.
Dari garis keturunan Sayyidina Hasan yang dikenal keturunannya yaitu Sayyidiy Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, serta dari garis keturunan Sayyidina Husein seperti diantaranya disebut dengan As-segaf, Al-Haddad, Al-Idrus, Al-Atthos, Syekh Abu Bakar dan masih banyak lagi yang lainnya, mereka semua itu disebut dengan Habaib.
    Habaib adalah penerus mutlak cucu Nabi Muhammad SAW, Habaib diseluruh dunia ini diakui ilmunya yang rata-rata bermazhab Ahli Sunnah Wal Jama’ah dan lebih banyak bermazhab kepada Imam Syafi’I, rata-rata beliau berasal dari Negeri Yaman. Ilmu-ilmu beliau banyak dan cepat diterima oleh masyarakat dunia, khususnya di negeri indonesia.
      Mencintai para Habaib adalah wajib dan haram hukumnya membenci mereka sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW :”Barang siapa yang mencintai keluargaku maka wajib bersamaku didalam surga dan barang siapa yang membenci keluargaku maka haram baginya mendapatkan syafa’atku nanti di hari kiamat”

Gelar Al-Habib
     Sebutan/gelar habib di kalangan Arab Indonesia dinisbatkan se-cara khusus terhadap keturunan Nabi Muhammad SAW melalui Fatimah AzZahra dan Ali Bin Abi Thalib. Habib yang datang ke Indonesia mayoritas adalah keturunan Husain bin Fatimah.
Para Habib sangat dihormati pada masyarakat Muslim Indonesia karena dianggap sebagai tali pengetahuan yang murni, karena garis keturunannya yang langsung dari Nabi Muhammad SAW. Di Indonesia para Habaib[2] sangatlah banyak memberikan pencerahan dan pengetahuan akan agama Islam. Sudah tak terhitung jumlah orang yang akhirnya memeluk agama Islam ditangan para Habaib.
Gelar lain untuk habib adalah Sayyid. Syed, Sidi (Sayyidi), Wan (Ahlul Bait) dan bagi golongan ningrat (kerajaan) disebut Syarif/ Syarifah. Para Habib terdapat pada golongan (firqoh) Sunni .
Kelak di akhir zaman, Imam Mahdi akan muncul dari keturunan Nabi Muhammad sendiri (habib)
Seorang keturunan Nabi SAW dapat menjadikan dirinya untuk selalu tetap menauladani dan mengikuti kepribadian para datuknya, berakhlaq seperti mereka, berpegang teguh dengan tuntunan serta ajaran mereka dan mengikuti jejak teladan imam mereka.
Seyogyanya seorang habib dapat memiliki ilmu yang luas, mengamalkan ilmu yang dimiliki, ikhlas terhadap apapun,  wara atau berhati-hati serta bertakwa kepada Allah. Dan yang paling penting, adalah akhlak yang baik. Sebab, bagaimanapun keteladanannya akan menjadi panutan orang lain. Seseorang akan dicintai orang kalau mempunyai keteladanan yang baik dalam tingkah lakunya. 

Diposting Oleh : Ahmad Junaidi


[1] "Ahlul Bait (Keluarga) Rasulullah SAW dan Kesultanan Melayu" Karya: Hj Muzaffar Mohamad dan Tun Suzana Othman.
[2] Diperkirakan di Indonesia terdapat sebanyak 1,2 juta orang yang masih hidup yang berhak menyandang sebutan ini. Di Indonesia, habib semuanya memiliki moyang yang berasal dari Yaman. Khususnya Hadramaut. Berdasarkan catatan organisasi yang melakukan pencatatan silsilah para habib ini, Ar-Rabithah, ada sekitar 20 juta orang di seluruh dunia yang dapat menyandang gelar ini (di sebut muhibbin) dari 114 marga. Hanya keturunan laki-laki saja yang berhak menyandang gelar habib.

6 komentar:

  1. Assalamualaikum wwr.wb..
    Mas Saya dari sumatra barat tepatnya pariaman dan gelar saya sidi..

    Apa ada petunjuk lain tentang gelar sidi..

    BalasHapus
  2. Saya suka bangat dengan penulis nya semoga penulis berkembang ilmu dan wawasan nya luas pengetahuan nya dan setiap tulisan nya bisa menambah dan membuka wawasan orng yg membanca nya ,terima kasih khusus untuk penulis nya semoga ilmu nya berkah .....Aamiin .saya (sidi marlis bin sidi amir husain bin sidi sa'dan)dari pariaman (sumatra barat)sangat berterima kasih untuk artikel ini.....wassalam....

    BalasHapus
  3. Saya suka bangat dengan penulis nya semoga penulis berkembang ilmu dan wawasan nya luas pengetahuan nya dan setiap tulisan nya bisa menambah dan membuka wawasan orng yg membanca nya ,terima kasih khusus untuk penulis nya semoga ilmu nya berkah .....Aamiin .saya (sidi marlis bin sidi amir husain bin sidi sa'dan)dari pariaman (sumatra barat)sangat berterima kasih untuk artikel ini.....wassalam....

    BalasHapus