Selasa, 17 April 2018

membuat tembok mengelilingi makam dan pendopo syeikh maulana ishaq Kregenan



Tembok Mengelilingi Makam Syeikh Maulana Ishaq Kregenan

Oleh : Ahmad Junaidi Al-Kregenaniy
17 April 2018

Tiada seorangpun yang bisa mencegah suatu kejadian yang yang dikehendaki oleh Allah, yang demikian ini adalah sifat wajib tuhan yaitu Iradah atau Fi’lu mumkinin autarkuhu, bisa jadi allah menciptakan  sesuatu atau tidak. Maka dari itu dengan adanya petilasan ini yang dikelilingi tembok adalah adanya ghaib. Kita hanya beriman kepadanya. Belum pasti manusia hidup di jaman modern ini bisa menumpuk batu yang kokoh tidak lapuk dikikis hujan dan rapun terterik matahari kekokohannya seakan menantang usianya suatu masa.
Tembok yang berdiri yang kita lihat sekarang, seakan-akan yang membangunnya adalah orang kuno. Bila ada yang beranggapan seperti demikian, maka itu salah besar. Lantas siapakah yang membangunnya……? Tembok yang masih kuat dan kokoh yang membangunnya itu adalah bangsa halus, ada yang mengatakan makhluk berupa Jin, ada yang mengatakan bidadari sebayak 41.
Termasuk penulis buku sejarah petilasan ini menyimpannya pula.
Tembok yang berukuran besar dan tebal persis seperti ukurannya dengan batu bata nya yang ada di candi cabung dan lainnya. Karena batu batanya hampir menyerupai batu bata andesit. Halini juga membuktikan bahwa penduduk dekat Blumbang ada yang punya batanya dan ukurannya persis sama dengan di Sentana tersebut.

Sinar Menyelubungi Petilasan Syeikh Maulana Ishaq Kregenan



SINAR MENYELUBUNGI PETILASAN
 
Oleh : Ahmad Junaidi Al-Kregenaniy
15 April 2018

Sinar Diantara Rerimbunan
Awal diketemukannya makam tidak disangka waktu Sentana masih berupa hutan, pada suatu hari sebelum ada sinar. Terjadilah hujan yang yang sangat hebat lebat, petir menyambar menakutkan , kilat yang menyilaukan mata , suara gemuruh menggetarkan dan mendebarkan hati, angin menggoyah dedaunan yang seakan enggan kedinginan, dimana hal ini terjadi selama tujuh hari tujuh malam terus menerus. Dan dapat tujuh hari kemudian hujanpun redah.
Setelah hujan surut ada suatu keanehan yang membuat decak kagum dalam hati, bahwa suatu ketika keajaiban allah datang yaitu pada larut malam nan sepi seakan-akan sekitar sentana mengheningkan cipta. Tiba-tiba dengan kehendak Allah ada sebuah sinar yang sangat terang dari langit ke bumi, sasaranya tepat pada makam Syeikh Maulana Ishaq ibarat seperti Pulung atau seperti lampu yang sangat terang bagaikan bulan purnama berbentuk segi empat memnuhi makam lalu masuk kedalamnya.
Dimana sinar ini antara langit dan bumi berpautan, jadi tidak putus turunnya, sinar ini selama tujuh malam berturut-turut. Hal ini terjadi pada zaman Ingris setelah itu belanda yang menjajah Indonesia, yaitu jauh sebelum masa ratu Yuliana putrid Hilmina tahun 1530 M.
Sebagaimana hujan dan sinar seakan terjadi isyarat alam yang dahsyat, makam berdentum hebat, dan dalam kuburnya menyemburkan pantulan yang membiaskan sinar putih kemilauan menerangi pekatnya malam dan menyandarkan kehusyu’an heningnya malam yangsedang menerima wisik ilahi. Orang –orang yang yakin peristiwa alam dahsyatyang terjadi merupakan isyarat petilasan seorang wali Allah SWT. setelah terjadi seperti itu hal-hal aneh maka makamnya dikeramatkan orang.

legenda sejarah Desa Kregenan



LEGENDA SEJARAH DESA KREGENAN


Diposting oleh : Ahmad Junaidi Al-Kregenaniy
12 April 2018


Masa Dahulu
Desa Kregenan ini, pada masa lalunya yakni jaman Nenek Moyang kita, masih berupa hutan belantara, keadaanya yang carut marut sebagaimana kita mengenal pada umumnya. Konon, desa Kregenan salah satu wilayah yang termasuk dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, dan Prabu Minak Sembuyu penguasa kerajaan Blambangan dari Banyuwangi-pun masih dalam rengkuh kekuasaan Majapahit. Desa Kregenan kemungkinan masih belum punya nama, entah sebelumnya sudah ada namanya - yang dinamai oleh orang setempat di masa itu, tetapi kita tidak mengetahui.
Walau kerajaan Majapahit telah menguasai Nusantara atau bumi Pertiwi ini, dijamannya telah mengepalkan sayapnya, kebesaran namannya menggemah diseluruh pelosok negeri, bahkan sampai manca Negara. Namun toh jika telah Allah SWT berkehendak, sebesar-besar wilayah yang dikuasai manusia namun akhirnya kerajaan Majapahit runtuh juga.
Meski dahulunya Kregenan tak bernama, namun keadaan jalannya bisa dijangkau dengan jalan kaki, dan yang berpenghuni segelintir orang saja. Karena Wali penyebar Agama Islam Tanah Jawa ini sempat mempijakkan kakinya datang ke Desa Kregenan, Khususnya Dusun Sentana. Dimana beliau masih anggota Wali Songo angkatan pertama, yakni Syeikh Maulana Ishaq Ayahanda Sunan Giri atau Raden Paku.

Sebelum Desa Didirikan
Asal mula nama Desa Kregenan, menurut cerita orang-orang dahulu dari para sesepuh Desa Kregenan menceritakan, dimana adanya Desa Kregenan ini sebagai berikut.
Nama Desa Kregenan yang kita kenal sekarang ini bermula dari jaman Kolonialisme Bangsa Belanda tepatnya pada jaman berakhirnya perjuangan Pangeran Diponegoro dari Jawa Tengah tahun 1833 Masehi.
     *Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa bangsa Belanda yang menjajah bangsa Indonesia selalu menggunakan politik Deviden Et Impera atau kita kenal dengan sebutan politik adu domba dan sangat licik, banyak pejuang bangsa telah ditipu dan ditangkap serta diasingkan dan banyak pula para pejuang yang dimobilisasi oleh para Ulama tak kunjung pupus, hal ini terbukti banyak ulama yang tak mau dijajah oleh bangsa Belanda dan mengadakan perlawanan di berbagai daerah.**   

Asal Usul Nama Desa
Timbulnya nama Kregenan adalah berasal terjadinya cerita antara Tumenggung yang sekarang dikenal dengan nama Desa Temenggungan[1], dan Nyai Rondo yang nama sekarang menjadi Desa Rondokuning. Karena beliau seorang Rondo yang berparas cantik jelita yang menjadi incaran lelaki. Cerita tersebut sebagaimana berikut :
*Pada masa itu, sekelompok kecil masyarakat disuatu wilayah yang berada di hutan belantara yang dipimpin oleh seorang Tumenggung, yang masih jejaka atau belum mempunyai permaisuri, dimana dalam perjalanan hidupnya sang Tumenggung mencari pendamping.**
*Pada suatu hari, sang Tumenggung mendengar bahwa di suatu wilayah ada seorang janda yang sangat cantik yang telah ditinggal mati oleh suaminya. Janda cantik tersebut bernama Nyi Rondo, kemudian Nyi Rondo dibawa lari oleh sang Tumenggung ke hutan belantara untuk dijadikan permaisuri. Tetapi dalam perjalanan ke hutan tersebut, tepat ditengah jalan (hutan) terjadi perkelahian **yaitu antara Raja dengan orang lain di tengah hutan, sebab sang Raja telah mencuri dan membawa lari Nyai Rondo, dan ketika berkelahi tepat didesa Kregenan[2], dan kejadian ini terjadi pada jaman Belanda menjajah Indonesia yakni masih semasa dengan peperangan Pangeran Diponegoro.
Kemudian, kejadian pertengkaran antara Tumenggung dengan orang-orang lain tersebut dinamakan (Kregingan dalam bahasa Madura), sehingga orang-orang dahulunya mengenal dan mengingat serta menyebutnya dengan “Kregingan”. sehingga nama tersebut secara turun temurun kita kenal.
Wal hasil, dengan adanya kejadian yang bersejarah itu, kemudian namanya di abadikan menjadi Kregingan yang artinya perkelahian, pertengkaran. *Mulai saat itu pertengkaran (Kregingan) yang terjadi disuatu tempat itulah dan yang mudah diingat serta menjadi moment penting, maka kata Kregingan itulah lalu berubah kalimat. Daerah itu kini kita kenal menjadi nama sebuah Desa yaitu Desa Kregenan hingga sekarang, sera yang mempunyai latar belakang yang juga lumayan sangat panjang.  **
   
Sejarah Pemerintahan Desa Kregenan
 Adapun mereka  yang berjasa memimpin Desa Kregenan dibawah ini :
1.     
2.    Bapak Muhammad Said       :  Kepala Desa Pertama tahun   1945 – 1949
3.    Reso Yudo                             :  Kepala Desa Kedua  tahun     1950 – 1970
4.    Bapak  Astalik Mangun H    :  Kepala Desa Ketiga tahun      1971  - 1988
5.    Bapak Jasuri                        :  Kepala Desa Keempat tahun  1989 – 2007
6.    Bapak Muchlas          :  Kepala Desa Kelima tahun     2008 – 2014
7.    Bapak Sahida                         :  Kepala Desa Keenam             2015 - 2021

Kondisi Umum Desa Kregenan
Secara geografis Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo terbagi menjadi 10 Dusun yaitu :
1.    Dusun Bardan Rt. 01 Rw. 01
1.    Dusun Blumbang Rt. 02 Rw. 01
2.    Dusun Krajan Rt. 01 Rw. 02
3.    Dusun Punden Rt. 02 Rw. 02
4.    Dusun Masjid Rt 01 Rw 03
5.    Dusun Silayar  Rt. 02  Rw. 03
6.    Dusun Karangtikung  Rt. 01 Rw. 04
7.    Dusun Penangan Rt 02 Rw 04
8.    Dusun Nangger 1 Rt. 01Rw. 05
9.    Dusun Nangger 2 Rt 02 Rw 05

Secara umum Desa Kregenan memiliki luas wilayah 167.234 Ha dengan jumlah penduduk 4.002  jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut terdapat jumlah rumah tangga miskin (GAKIN) yang signifikan dan tersebar hampir diseluruh Dusun yang ada di Desa Kregenan. Mata pencaharian penduduk Desa Kregenan mayoritas sebagai Buruh tani.

batas – batas wilayah sebagai berikut :
a.             Sebelah Utara       :  Desa Rondokuning Kecamatan Kraksaan
b.             Sebelah Timur       :  Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan
c.             Sebelah Selatan   :  Desa Temenggungan Kecamatan Krejengan
d.             Sebelah Barat        :  Desa Pajarakan Kulon Kecamatan Pajarakan

Luas wilayah dengan rincian penggunaan sebagai berikut :

No
Uraian
Luas ( Ha )
1
Luas Pemukiman
  35,634
2
Luas Persawahan
117,000
3
Luas Tambak
-
4
Luas Kuburan
    1,200
5
Luas Pekarangan
  12,000
6
Luas Taman
-
7
Luas Perkantoran
    0,200
8
Luas Prasarana  Umum lainnya
    1.000

Luas Wilayah
167.234


[1] Bekas-bekas bangunannya masih tersisa hampir pudar, lapuk ditelan masa yang tempatnya di desa Temenggungan.
[2]  Untuk memudahkan nama sebuah tempat untuk menyebut  suatu tempat.